Kali ini yang
akan kita bahas adalah mengenai andragogi dan pedagogi. Andragogi secara
keseluruhan itu didefinisikan sebagai ilmu atau seni yang mempelajari cara
mengajar orang dewasa, sedangkan pedagogi adalah sebaliknya, yaitu ilmu atau
seni yang mempelajari cara mengajar anak-anak. Naah, disini akan aku jelasin
apa aja sih perbedaan dari andragogi dan pedagogi ini.
Yang pertama
yang kita bahas adalah disebut apa para pembelajarnya. Di andragogi pembelajar
disebut sebagai “peserta didik” atau
“warga belajar”, sedangkan pada
pedagogi disebut sebagai “siswa” atau
“anak didik”. Naah, pasti kalian
semua bertanya kenapa sih cara pemanggilannya itu beda. Disinilah penjelasan
selanjutnya atau perbedaan yang kedua, yaitu mengenai gaya pembelajarannya. Di andragogi, gaya
pembelajarannya adalah independen, sedangkan pada pedagogi dipenden. Mengapa
bisa gitu yaa? Andragogi adalah pembelajarannya orang dewasa, maka disini
sebagai orang dewasa, kita dituntut untuk bisa belajar lebih mandiri dan aktif,
karenakan wawasan kita uda bisa dianggap luas, terus kita juga udah bisa
belajar sendiri tanpa harus didikte besok mau belajar apa, bahannya darimana
aja, terus harus dibaca dari halaman sekian sampai sekian, atau sebagainyalah.
Kita sebagai orang dewasa dianggap dan memang dituntut untuk belajar sendiri
tanpa harus menunggu arahan sang dosen atau guru. Sedangkan pada pedagogi
adalah pembelajarannya buat anak-anak, naah seperti yang kita tau, namanya juga
anak-anak, pasti cara belajarnya masih perlu guru atau bisa kita sebut
dipenden. Mereka gak bisa belajar sendiri, mereka gak bisa hanya dengan membaca
bukunya langsung paham dan mengerti apa maksud dari yang dibacanya tadi.
Anak-anak masih memang berpikir secara logis, tetapi tidak selogis orang dewasa
berpikir, makanya anak-anak masih perlu dan sangat membutuhkan bantuan belajar
dari guru, sangat berbeda dengan orang dewasa yang sudah dapat belajar sendiri
tanpa harus dibantu oleh guru. Lalu selanjutnya ada siapa yang dianggap sumber
daya. Pada andragogi yang dianggap sumber daya utama adalah peserta didik itu
sendiri, karena dari peserta didik itulah muncul ide-ide baru dan contoh-contoh
yang lebih luas. Orang dewasa udah dapat memberikan ide-ide baru pada
pembelajaran atau mereka juga udah bisa memberikan contoh-contoh dari
pembelajaran mereka, tanpa harus sama dengan contoh yang ada didalam buku.
Sedangkan pada pedagogi, sumber daya utama dalam pembelajaran itu terdapat pada
guru itu sendiri. Guru itu yang memberi contoh, memberi ide, memberikan bahan
pembelajaran, dan semua-semuanya. Maka dari itu siswa hanya bertugas sebagai
pendengar dan penerima ilmu dari sang guru tanpa bisa memberikan kontribusi
apapun dalam pembelajaran, anak-anak hanya datang duduk diam lalu menerima
ajaran sang guru dan mencontoh seperti apa yang gurunya jelaskan tanpa harus
mengerti apa sebenarnya konsep luas dari pembelajaran yang diterimanya tadi. Lalu
perbedaan selanjutnya ada pada metode pembelajarannya. Pada andragogi
diharapkan belajar secara aktif, yaitu maksudnya antara peserta didik dengan
tenaga pendidik saling memberikan respon ataupun feedback. Misalnya dalam
belajar, peserta didik merasa ada yang salah atau merasa ada yang kurang dan
sebagainya, lalu peserta didik itu mengutarakan pendapatnya pada tenaga
pendidik. Jadi inti sebenarnya adalah baik peserta didik maupun tenaga didik
sama-sama belajar dalam keadaan pembelajaran. Lalu metode pembelajaran dalam pedagogi
adalah metode yang pasif, yaitu dengan cara ceramah. Misalnya gini, coba kita
mengingat bagaimana cara kita belajar pada masa-masa SD-SMP, kita masih
mengharapkan guru yang menjelaskan, tanpa kita harus belajar dari rumah atau
tanpa kita tau apa sih bahan pembelajaran pada hari ini. Semuanya masih
berpusat pada guru, apa-apa guru, penjelasan dari guru, tugas dari guru,
penilaian dari guru, hanya sebatas itu dan tidak ada kontribusi kita
didalamnya, karena metode yang pasif tadi.
Naah selain
perbedaan secara umum, ada juga perbedaan secara spesifik lagi, yaitu
asumsi-asumsi dari andragogi maupun pedagogi. Sebenarnya ada sebelas asumsi,
tetapi disini saya tidak akan menyebutkan kesebelas asumsi tadi, hanya empat
asumsi yang akan saya jelaskan.
NO
|
INDIKATOR
|
ASUMSI ANDRAGOGI
|
ASUMSI PEDAGOGI
|
1
|
ORIENTASI
UNTUK BELAJAR
|
BERPUSAT PADA MASALAH
|
BERPUSAT
PADA MATA PELAJARAN
|
2
|
PENGALAMAN
|
PELAJAR MERUPAKAN
SUMBER DAYA YANG KAYA UNTUK BELAJAR
|
PELAJAR BERHARGA
KECIL UNTUK BELAJAR
|
3
|
KEGIATAN
|
TEKNIK PENGALAMAN
|
TEKNIK PELAYANAN
|
4
|
KONSEP DIRI
|
PENINGKATAN ARAH
DIRI/KEMANDIRIAN
|
KETERGANTUNGAN
|
1.
Maksud asumsi yang pertama, orientasi belajar
pada andragogi itu berpusat pada masalah adalah kita belajar untuk
menyelesaikan masalah yang ada, jadi fokus kita dalam belajar terletak pada
masalah apa yang kita hadapi. Misalnya saya menghadapi masalah dalam belajar
jika dosen menjelaskan pelajarannya secara ceramah dan saya kurang paham. Naah,
cara saya menyelesaikan problem saya ini yaa saya akan berdiskusi kembali
dengan teman saya atau saya kembali belajar sendiri dirumah atau dengan cara
yang lain. kalau pada pedagogi ini fokusnya hanya pada mata pelajarannya. Misalnya,
pada pelajaran kimia saya gak paham gimana cara mengerjakan soal tentang ion,
jadi saya hanya kembali mengerjakan soal yang sama sampai benar tanpa
mengetahui apa sebenarnya konsep atau tujuan saya untuk belajar mengenai ion
tersebut. Jadi saya hanya mengerti mengerjakan soal tanpa paham bagaimana saja
cara-caranya.
2.
Yang kedua mengenai pengalaman. Disini pada
andragogi kita sebagai orang dewasa adalah sumber yang kaya untuk belajar. Kenapa?
Karena kita dapat saling berbagi ilmu dengan tenaga pendidik atau teman kita. Misalnya
dalam matkul kepribadian, para presentator menjelaskan apa yang mereka ketahui
dari hasil diskusi mereka didepan, naah disitukan sebenarnya kita udah belajar
sendiri tanpa ada ikut campur dari dosen, dan dosen hanya mengarahkan atau
meluruskan masalah hanya jika pembahasan sudah mulai kelihatan melenceng dari
konsep yang ditetapkan. Kita juga dapat bertanya jawab dengan teman kita yang presentasi,
intinya sebenarnya disini adalah kita dapat saling memberikan respon atas
materi yang disampaikan, jadi kita belajar sendiri, paham sendiri, dan ujungnya
nanti memang untuk kita sendiri hasilnya. Sedangkan pada pedagogi siswanya
berharga kecil untuk belajar. Kenapa? Yaa karna itu tadi, siswa hanya belajar
secara pasif tanpa ada respon yang signifikan, tanpa ada feedback yang
diberikan. Jadinya yaa siswanya datang ke sekolah terus duduk dikelas terus
gurunya datang menjelaskan pelajaran , anak-anak nyatat, terus bel pulang,
terus guru ngasih tugas, sampai rumah dikerjakan, setelah selesai yaudah gadak
apa-apa lagi. Hanya sebatas belajar untuk menjadi terbaik dengan nilai yang
tertinggi tanpa memahami betul pelajarannya. Maka dari itu para siswa berharga
kecil, karena mereka dianggap masih kecil untuk memberikan komentar pada guru
yang strata belajarnya aja udah lebih tinggi dari anak-anak tersebut.
3.
Yang ketiga yaitu kegiatan. Pada andragogi ada
teknik pengalaman, yaitu dari pengalaman kita apa aja sih yang udah kita
dapatkan, gimana sih cara kita menyelesaikan masalah yang ini, jadi kalau ada
masalah yang hampir sama seperti itu, kita udah gak bingung lagi cara
menyelesaikannya gimana, kita udah paham dari pengalaman yang udah kita dapat. Sedangkan
pada pedagogi ada teknik pelayanan. Bagaimana siswa bisa mengerti pelajaran,
bisa ngerjain soal dengan bagus yaa tergantung dari bagaimana cara gurunya itu
menjelaskan dengan baik, apakah mencontoh pas seperti yang ada dalam buku atau
guru tersebut mempunyai cara tersendiri. Karenakan didalam pedagogi ini
semuanya berpusat pada gurunya.
4.
Naah yang keempat dan yang terakhir adalah
konsep diri. Dalam andragogikan orang-orangnya udah pada dewasa tuh, jadi yaa
sangat diharapkan kalau kita lebih mandiri dalam belajarnya, jadi gak harus
nunggu apa kata dosennya baru kita bergerak, yaa intinya kita bergerak atau
belajar dengan inisiatif kita sendiri. Sedangkan pada pedagogi masih sangat
bergantung pada gurunya, jadi nunggu dulu gurunya bilang apa, kasih tugas apa,
pembagian kelompoknya gimana, baru semuanya bergerak, itupun masih tetap
membutuhkan bantuan dari gurunya sendiri.
Ini aja yang bisa saya sampaikan,
kalau ada kesalahan mohon dimaafkan. Saran dan kritik sangat saya harapkan agar
semakin bagus lagi dalam menulis. Thanks!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar