Sabtu, 22 Maret 2014

Pengalaman Hidup berdasarkan Teori Ekologi Bronfenbrenner



Teori ekologi dari tokoh Bronfenbrenner terdiri dari lima sistem lingkungan, yaitu mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem. Disini saya akan menjelaskan satu-satu dan membuat contohnya berdasarkan pengalaman yang saya alami dari kecil hingga sekarang atau pengalaman oranglain yang saya ketahui.
1.      Mikrosistem, yaitu setting dimana individu menghabiskan banyak waktu dengan oranglain dilingkungannya. Contohnya, dari kecil hingga berumur delapan belas saat ini saya bertemu dengan banyak orang, mulai dari orangtua saya, tante, om, nenek, kakek, maupun teman sekolah, tetangga, teman kampus, dan lain sebagainya. Selama bertemu dengan mereka semua, saya tidak hanya datang, bertemu lalu hanya menjadi pendengar, lalu tidak melakukan apapun, tetapi saya datang, bertemu mereka, kami saling berkomunikasi, kami saling bercerita dan mendengar cerita dari masing-masing individu. Misalnya lagi, pernah saat saya SMP teman saya datang ke rumah saya lalu dia bercerita mengenai masalahnya, pada saat tertentu saya menjadi pendengar, yang mendengarkan keluh kesahnya, lalu saat selanjutnya saya akan memberikan nasehat dan memberikan dukungan terhadapnya, saya tidak ingin membuat dia down dan berpikir tidak ada orang yang peduli dengannya, maka dari itu saya menunjukkan kepedulian terhadapnya agar dia tetap semangat walau dengan masalahnya itu.
2.      Mesosistem, yaitu kaitan antar-mikrosistem. Contohnya, saat saya berada dikelas enam SD semester akhir dan hendak lulus, lalu ingin melanjutkan ke jenjang pedidikan yang lebih tinggi lagi, yaitu SMP. Disini faktor bagaimana keluarga saya mendidik saya akan sangat berpengaruh terhadap nilai yang akan saya dapat disekolah. Orangtua saya selalu mendidik saya untuk lebih mementingkan pendidikan dibandingkan dengan hal yang lain, seperti bermain dengan teman atau bermain game. Hasilnya saya lebih banyak menghabiskan waktu dirumah, lebih tepatnya dikamar, daripada keluar rumah. Saya lebih banyak berkutat dengan buku daripada game. Hal ini menyebabkan saya menjadi sedikit tertekan dan stres, saya menjadi lebih susah untuk berkonsentrasi. Hal ini membuat saya lebih sering mengendap-endap untuk keluar rumah dan bermain daripada harus belajar lagi. Dan akhirnya dengan perilaku saya yang seperti itu, orangtua saya menyerah dan membiarkan saya bermain, tetapi tetap memantau saya yang harus menyeimbangkan antara bermain dan belajar. Tetapi saya lebih suka bermain daripada belajar, dan ini menyebabkan nilai ujian saya menjadi sedikit hancur, sehingga saya tidak bisa masuk ke SMP unggulan. Walaupun saya kecewa dan sedih, tetapi keluarga saya tetap mendukung saya dan akhirnya saya dapat lulus dengan baik dari SMP dan masuk ke salah satu SMA unggulan yang ada dikota saya.
3.      Eksosistem terjadi saat pengalaman di setting lain mempengaruhi pengalaman murid dan guru dalam konteks mereka sendiri. Contohnya, saat saya SMP, masing-masing kelas diperintahkan membawa bunga sebanyak lima jenis tiap kelas, setelah dibawa kami diperintahkan untuk mengatur taman yang ada didepan kelas kami agar kelihatan menarik dan cantik. Tetapi bukan kami yang diperbolehkan mengatur keadaan taman tersebut dengan ide-ide dan pemikiran kami, melainkan wali kelas kami yang hanya menyuruh kami mengatur taman itu dengan idenya, dan tidak menyalurkan ide yang kami utarakan. Karena menurutnya ide kami tersebut tidak bagus. Tetapi karena kami berpikir bahwa kami hanya murid dan beliau adalah seorang guru yang pastinya memiliki derajat yang lebih tinggi dalam pendidikan, maka kami hanya menuruti perkataan beliau. Setelah sekarang ini barulah saya menyadari bahwa hal tersebut tidaklah bagus, karena perilaku dari guru kami tersebut menghambat perkembangan kami dalam ide. Karena kami mempunyai ide, tetapi dikatakan tidak bagus dan tidak cocok untuk direalisasikan. Hal ini dapat membuat kami menjadi tidak percaya diri dan menjadi rendah diri dalam penyampaian ide.
4.      Makrosistem adalah kultur yang lebih luas, kultur mencakup peran etnis dan faktor sosioekonomi dalam perkembangan anak. Contohnya, dulu saya mempunyai teman yang bersuku Jawa tetapi besar ditanah Sumatera. Suku Jawa dikenal dengan cara bertutur kata yang lembut dan memiliki suara yang lembut, tetapi teman saya ini tidak pernah berbicara dengan lembut. Dia berbicara dengan suara yang lantang, tidak ada lembut-lembutnya sama sekali. Lalu dia pindah ke tanah Jawa untuk melanjutkan pendidikan, disana dia agak terkejut dengan suasana yang adem ayem, jarang ada keributan, karena semua orang bertutur kata dengan lembut sekali. Disana juga anak lelaki lebih diperhatikan, hampir diistimewakan daripada perempuan, karena lelaki dianggap adalah peran yang penting, yaitu sebagai pemimpin nantinya. Disana perempuan lebih banyak diam dan selalu “nje” dengan perkataan atau permintaan lelaki. Dari situlah dia mulai menyendiri dan lebih banyak diam daripada harus berbicara, karena dia merasa malu dengan suara lantang yang dulu dibanggakannya itu.
5.      Kronosistem adalah kondisi sosiohistoris dari perkembangan anak. Contohnya saya yang sebagai anak sulung dari tiga bersaudara selalu mendapat perhatian yang lebih dari dulu, karena saya diharapkan membawa nama keluarga menjadi baik dihadapan masyarakat. Sayalah yang pertama kali akan merasakan bagaimana itu sukses, dan jika saya sukses maka adik-adik saya akan ikut sukses ke depannya (kata orangtua saya). Jadi, sayalah yang pertama kali akan ditanya butuh apa, apa yang kurang, atau apa yang sulit. Intinya, sayalah yang menjadi pusat perhatian orangtua saya, dengan tidak mengesampingkan perhatian terhadap adik-adik saya.
Inilah keseluruhan teori ekologi dari Bronfenbrenner secara garis besarnya, mungkin akan banyak sekali ditemukan kesalahan, baik itu dalam contoh ataupun penulisan. Saya hanya manusia biasa yang tidak akan mungkin luput dari yang namanya kesalahan, jadi saya sebagai manusia hanya bisa belajar dari kesalahan yang saya perbuat. Saya sangat mengharapkan saran dan kritik dari semuanya agar saya bisa menjadi lebih baik lagi. THANKYOU! :D








Venessa Putri Kintami Meliala_Teori Ekologi Bronfenbrenner
--Kelompok 7 ;)

Kamis, 13 Maret 2014

Pendidikan dan Teknologi

Zaman sekarang dan zaman saat orangtua kita dahulu sangatlah berbeda. Di zaman sekarang dibutuhkan kemahiran dan kepiawaian kita dalam memainkan teknologi up to date, jika kita ketinggalan atau bahkan tidak mengikuti perkembangan teknologi maka kita akan susah untuk mengikuti zaman yang saat ini sangat dituntut untuk mudah berteknologi. Contohnya saja komputer, mahir dalam memainkan komputer adalah salah satu kemampuan pegawai paling dasar yang dicari disemua perusahaan, bahkan untuk usaha-usaha kecil. Maka dari itu belajar untuk berteknologi juga penting. Tetapi saat ini kita tidak membahas teknologi dan pekerjaan, tetapi mengenai pendidikan dan teknologi.
Pendidikan dan teknologi zaman sekarang tidak dapat dipisahkan lagi. Pada zaman sekarang siswa dan mahasiswa dituntut untuk lebih aktif daripada guru dan dosen yang mengajar. Guru dan dosen juga saat ini sudah menggunakan teknologi yang lebih canggih untuk menjelaskan pelajaran dan mata kuliah yang ada, sudah jarang dijumpai-walaupun masih ada- guru dan dosen yang menerangkan dengan cara berceramah, sekarang karena teknologi yang semakin canggih, para pengajar menggunakan laptop dan in focus, yang lebih praktis dan mudah, untuk menjelaskan pelajaran atau mata kuliah yang sedang diajarkan. Para pengajar tidak perlu susah payah lagi untuk menuliskan keterangan dipapan tulis dengan menggunakan kapur atau spidol, tetapi cukop dengan mengetikkan perencanaan pelajaran dilaptop dan tinggal menyambungkannya ke in focus, maka walaaa, keluarla keterangan pembelajaran yang akan dipelajari tanpa susah-susah menuliskannya didepan kelas.
Dengan adanya teknologi juga para siswa dan mahasiswa tidak perlu capek-capek mengerjakan makalah atau paper yang begitu banyak, lalu menjelaskannya didepan kelas, tetapi mereka hanya perlu mencari bahan lalu mengetikkan point-point yang penting lalu mempresentasekannya dengan menggunakan Microsoft Power Point, mau membuatnya lebih menarik dengan menggunakan lagu atau video juga bisa. Maka dari itu pendidikan dan teknologi pada zaman sekarang sebenarnya sangat susah untuk terlepaskan.  Teknologi membuat keadaan belajar-mengajar yang dulunya (MUNGKIN) membosankan menjadi lebih menarik dan lebih hidup didalam ruangan.
Kembali kepada para pengajar, seperti guru dan dosen. Dengan adanya teknologi yang memudahkan segalanya untuk menjelaskan didepan kelas, semuanya tidak akan berhasil dan menarik perhatian para pelajar jika tidak direncanakan dengan baik. Maka dari itu perencanaan juga sangat dibutuhkan dalam pendidikan yang berbasiskan teknologi. Jika para pengajar membuad slide yang mungkin cukup menarik tetapi cara menjelaskannya atau mempresentasekannya sangat monoton atau sangat formal seperti penjelasan yang ada dibuku pegangan mereka, maka semua usaha pengajar yang susah-susah membuat slide akan gagal segagal-gagalnya. Akan tidak memuaskan, bahkan sangat mengecewakan, baik itu bagi pemresentase maupun para pelajar yang mendengarkan. Maka dari itu para pengajar harus membuat gebrakan-gebrakan saat mempresentasekan dan menjelaskan slidenya agar para pelajar semakin tertarik dan semakin mengerti akan bahan yang disampaikan.
Teknologi juga tidak akan terhindar dari yang namanya internet. Setiap teknologi berlomba-lomba untuk memamerkan kelebihan-kelebihan teknologi yang mereka punya, misalnya saja dengan kapasitas internet yang lebih banyak atau kecepatan internet yang lebih cepat dari teknologi lain atau tidak ribetnya memakai produk teknologi mereka. Internet juga sekarang banyak diperlukan semua kalangan untuk mencari referensi atau mencari bahan tugas atau untuk men-download lagu atau download video dan lain sebagainya. Para pelajar dari yang berumur dua tahun saja sudah tau bagaimana cara menggunakan internet. Dan tidak sedikit juga yang menggunakannya dengan cara yang salah, seperti untuk melihat hal-hal yang porno. Disinilah dibutuhkan peranan para pendidik untuk mendidik anak didiknya agar tidak terjatuh ke dalam hal yang salah. Memang peran keluarga juga sangat penting, tetapi disekolah semua hal yang berbau hukum dan moral banyak diajarkan dan ditanamkan pada para anak didik. Maka dari itu pantauan sekolah dan keluarga sangat penting agar para anak didik tidak menyalahgunakan internet yang seharusnya bisa digunakan untuk hal yang lebih baik dan terpuji daripada hanya untuk melihat hal-hal yang tidak layak.
Kesimpulan dari semuanya adalah bahwa pendidikan, teknologi dan internet sangat penting bagi para pengajar mau pelajar untuk mempermudah semuanya mengerjakan tugas atau mencari referensi. Tetapi para pelajar masih perlu dipantau dalam pemakaian internet agar tidak terjerumus ke dalam hal yang tidak baik.
Sekian sedikit ulasan saya mengenai pendidikan dan teknologi, saya masih pemula, jadi maafkan saya apabila masih ada salah-salah kata atau kalimat. Mohon kritik dan sarannya agar saya menjadi lebih baik lagiJ. THANKYOU! :D