
1. Mikrosistem,
yaitu setting dimana individu
menghabiskan banyak waktu dengan oranglain dilingkungannya. Contohnya, dari
kecil hingga berumur delapan belas saat ini saya bertemu dengan banyak orang,
mulai dari orangtua saya, tante, om, nenek, kakek, maupun teman sekolah,
tetangga, teman kampus, dan lain sebagainya. Selama bertemu dengan mereka
semua, saya tidak hanya datang, bertemu lalu hanya menjadi pendengar, lalu
tidak melakukan apapun, tetapi saya datang, bertemu mereka, kami saling
berkomunikasi, kami saling bercerita dan mendengar cerita dari masing-masing
individu. Misalnya lagi, pernah saat saya SMP teman saya datang ke rumah saya
lalu dia bercerita mengenai masalahnya, pada saat tertentu saya menjadi
pendengar, yang mendengarkan keluh kesahnya, lalu saat selanjutnya saya akan
memberikan nasehat dan memberikan dukungan terhadapnya, saya tidak ingin
membuat dia down dan berpikir tidak
ada orang yang peduli dengannya, maka dari itu saya menunjukkan kepedulian
terhadapnya agar dia tetap semangat walau dengan masalahnya itu.

3. Eksosistem
terjadi saat pengalaman di setting
lain mempengaruhi pengalaman murid dan guru dalam konteks mereka sendiri. Contohnya,
saat saya SMP, masing-masing kelas diperintahkan membawa bunga sebanyak lima
jenis tiap kelas, setelah dibawa kami diperintahkan untuk mengatur taman yang
ada didepan kelas kami agar kelihatan menarik dan cantik. Tetapi bukan kami
yang diperbolehkan mengatur keadaan taman tersebut dengan ide-ide dan pemikiran
kami, melainkan wali kelas kami yang hanya menyuruh kami mengatur taman itu
dengan idenya, dan tidak menyalurkan ide yang kami utarakan. Karena menurutnya
ide kami tersebut tidak bagus. Tetapi karena kami berpikir bahwa kami hanya
murid dan beliau adalah seorang guru yang pastinya memiliki derajat yang lebih
tinggi dalam pendidikan, maka kami hanya menuruti perkataan beliau. Setelah
sekarang ini barulah saya menyadari bahwa hal tersebut tidaklah bagus, karena
perilaku dari guru kami tersebut menghambat perkembangan kami dalam ide. Karena
kami mempunyai ide, tetapi dikatakan tidak bagus dan tidak cocok untuk
direalisasikan. Hal ini dapat membuat kami menjadi tidak percaya diri dan
menjadi rendah diri dalam penyampaian ide.
4. Makrosistem
adalah kultur yang lebih luas, kultur mencakup peran etnis dan faktor
sosioekonomi dalam perkembangan anak. Contohnya, dulu saya mempunyai teman yang
bersuku Jawa tetapi besar ditanah Sumatera. Suku Jawa dikenal dengan cara
bertutur kata yang lembut dan memiliki suara yang lembut, tetapi teman saya ini
tidak pernah berbicara dengan lembut. Dia berbicara dengan suara yang lantang,
tidak ada lembut-lembutnya sama sekali. Lalu dia pindah ke tanah Jawa untuk
melanjutkan pendidikan, disana dia agak terkejut dengan suasana yang adem ayem,
jarang ada keributan, karena semua orang bertutur kata dengan lembut sekali.
Disana juga anak lelaki lebih diperhatikan, hampir diistimewakan daripada
perempuan, karena lelaki dianggap adalah peran yang penting, yaitu sebagai
pemimpin nantinya. Disana perempuan lebih banyak diam dan selalu “nje” dengan perkataan atau permintaan
lelaki. Dari situlah dia mulai menyendiri dan lebih banyak diam daripada harus
berbicara, karena dia merasa malu dengan suara lantang yang dulu dibanggakannya
itu.
5. Kronosistem
adalah kondisi sosiohistoris dari perkembangan anak. Contohnya saya yang
sebagai anak sulung dari tiga bersaudara selalu mendapat perhatian yang lebih
dari dulu, karena saya diharapkan membawa nama keluarga menjadi baik dihadapan
masyarakat. Sayalah yang pertama kali akan merasakan bagaimana itu sukses, dan
jika saya sukses maka adik-adik saya akan ikut sukses ke depannya (kata
orangtua saya). Jadi, sayalah yang pertama kali akan ditanya butuh apa, apa
yang kurang, atau apa yang sulit. Intinya, sayalah yang menjadi pusat perhatian
orangtua saya, dengan tidak mengesampingkan perhatian terhadap adik-adik saya.
Inilah keseluruhan teori ekologi dari Bronfenbrenner secara garis besarnya, mungkin akan banyak sekali ditemukan kesalahan, baik itu dalam contoh ataupun penulisan. Saya hanya manusia biasa yang tidak akan mungkin luput dari yang namanya kesalahan, jadi saya sebagai manusia hanya bisa belajar dari kesalahan yang saya perbuat. Saya sangat mengharapkan saran dan kritik dari semuanya agar saya bisa menjadi lebih baik lagi. THANKYOU! :D
Inilah keseluruhan teori ekologi dari Bronfenbrenner secara garis besarnya, mungkin akan banyak sekali ditemukan kesalahan, baik itu dalam contoh ataupun penulisan. Saya hanya manusia biasa yang tidak akan mungkin luput dari yang namanya kesalahan, jadi saya sebagai manusia hanya bisa belajar dari kesalahan yang saya perbuat. Saya sangat mengharapkan saran dan kritik dari semuanya agar saya bisa menjadi lebih baik lagi. THANKYOU! :D
Venessa Putri Kintami Meliala_Teori Ekologi Bronfenbrenner
--Kelompok 7 ;)